Monday, March 20, 2017

Belajar Konfigurasi Dasar Debian 7.4 Wheezy

Konfigurasi Dasar Debian Server ini merupakan langkah awal untuk membangun sebuah server. Pembahasan kita kali ini saya akan menggunakan iso debian 7.4 , kalian dapat mendownload iso ini secara gratis di kambing ui. Dalam pembahasan konfigurasi dasar debian server kita akan membahas mulai dari konfigurasi ip address static sampai repository. Berikut ini adalah list yang akan kita bahas :
  1. Konfigurasi IP Address Static
  2. Konfigurasi IP Address Dynamic
  3. Konfigurasi IP Address Alias
  4. Konfigurasi Hostname
  5. Konfigurasi DNS
  6. Konfigurasi Repository Online
Itu adalah list konfigurasi dasar debian server yang nantinya akan sangat berguna untuk konfigurasi lanjutan debian server. Untuk tutorial kali ini kita belajar penuh dengan mode cli atau text tanpa ada cursor untuk klik sana sini.

1. Konfigurasi IP Address Static

Kita akan beralih ke windows dulu , pernahkah kalian mensetting ip address pada windows ? pasti pernah, nah pada windows jika kita ingin menyetting ip address kita tinggal buka open network sharing center kemudian pilih change adapter setting > klik kanan pada lan > pilih properties > pilih ip v4 > pilih manual dan masukan alamat ip dan subnet mask > ok > ok > selesai. Sama halnya dengan windows, konfigurasi ip address di debian ini kita cukup mengerti perintah apa yang akan dimasukan. Sekarang kita masuk ke terminal dan login menggunakan user root. kemudian ketikan nano /etc/network/interfaces maksud dari perintah ini adalah kita mengedit file di direktori /etc/network/interfaces. kurang lebih akan nampak seperti ini

tambahkan baris seperti ini
auto eth0
iface eth0 inet static
address 100.100.100.2
netmask 255.255.255.0
gateway 100.100.100.1
Lihat gambar di bawah ini untuk lebih jelasnya
Kemudian simpan dan keluar ( ctrl x + y )
Jangan lupa restart service networknya dengan perintah service networking restart . Kemudian kita cek apakah konfigurasi yang kita buat berjalan atau tidak dengan perintah ifconfig dan enter. jika pada eth0 ip addressnya sama dengan yang kita konfigurasi artinya konfigurasi sukses.

2. Konfigurasi IP Address Dynamic

Sama halnya dengan konfigurasi ip address static kita hanya merubah bagian static menjadi dhcp dan menghapus beberapa perintah. kurang lebih seperti ini

3. Konfigurasi IP Address AliasJangan lupa restart service networknya dengan dengan perintah service networking restart . Silakan cek konfigurasi anda dengan perintah ifconfig , tapi kita mengingat bahwa jika kita konfigurasi ip address dhcp maka perangkat yang terhubung dengan eth0 ini harus menjalankan service dhcp server. Jika tidak maka interface eth0 tidak akan mendapatkan alamat ip secara otomatis.
Jika konfigurasi ip sebelumnya masing masing interface hanya terdapat 1 ip address, maka kali ini 1 interface terdapat lebih dari 1 ip address. Alias adalah samaran seperti namanya kita akan membuat 1 interface seakan-akan memiliki banyak interface ( ipaddress ). edit bagian /etc/network/interfaces masukan script atau syntak seperti ini
auto eth0
iface eth0 inet static
address 100.100.100.2
netmask 255.255.255.0
gateway 100.100.100.1

auto eth0:0
iface eth0:0 inet static
adddress 192.168.18.1
netmask 255.255.255.0
Mulai dari 0 sampai seterusnya, kemudian simpan dan keluar. Restart service networknya service networking restart . cek konfigurasi tersebut ifconfig. Jika muncul konfigurasi yang kita buat berarti sukses.

4. Konfigurasi Hostname

Hostname adalah nama pengenal sebuah komputer. Tidak hanya manusia saja, tetapi komputerpun juga mempunyai sebuah nama untuk pengenal. Untuk memberikan nama pada komputer ketikan perintah nano /etc/hostname ganti menjadi IT ( misalkan ). Kemudian edit juga bagian /etc/hosts ganti menjadi seperti ini
127.0.0.1    localhost
100.100.100.2   IT
kemudian simpan dan keluar. Perlu diingat bahwa setelah kita konfigurasi hostname ini kita tidak dapat merestart servicenya melainkan menjalankan servicenya. Ketikan perintah service hostname.sh start . kemudian cek dengan perintah hostname -f . Jika nama yang muncul sama dengan apa yang kita konfigurasi tadi berarti sukses.

5. Konfigurasi DNS

Konfigurasi dns kali ini bukan dns server tetapi konfigurasi dns biasa, kalau kita melihat sistem operasi windows maka di bawah gateway ada namanya dns. dns ini berfungsi merubah alamat ip menjadi domain dan sebaliknya. Ketikan perintah nano /etc/resolv.conf , jika tidak ada kalian bisa menambahkan sendiri. Hapus semua dan tambahkan nameserver 180.131.144.144 , jika kita ingin menambah dns 1 lagi maka tambahkan perintah yang sama di bawahnya.

6. Konfigurasi Repository Online

Repository adalah sekumpulan paket-paket yang dibutuhkan oleh debian itu sendiri untuk menginstall paket yang dibutuhkan seperti openssh-server,bind9,apache2 dan lain sebagainya. Di windows jika kita ingin menginstall sebuah aplikasi maka kita harus memiliki masternya dan klik setup.exe maka proses installasi berjalan dan selesai. Singkatnya repository itu adalah sekumpulan master file. Server kita harus terkoneksi dulu ke internet , karena pembahasan kita kali ini repository online. ketikan perintah nano /etc/apt/sources.list  masukan repository di bawah ini
deb http://kambing.ui.ac.id/debian/ wheezy main contrib non-free
deb http://kambing.ui.ac.id/debian/ wheezy-updates main contrib non-free
deb http://kambing.ui.ac.id/debian-security/ wheezy/updates main contrib non-free
Kurang lebih nanti akan seperti ini

Jika sudah simpan dan keluar. Lanjut ketikan apt-get update , tunggu sampai proses selesai. Setiap kita merubah repository maka kita harus mengupdate dengan perintah sebelumnya ( apt-get update ).

Sumber :
- Web MastahIT
No comments:
Write comments